PATRAINDONESIA.COM (Jatinegara) – Patform UMKM Indonesia (PUI) kembali menyambangi para pelaku usaha UMKM di Pasar Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur. Sabtu siang (13/01/2024) Mario Teguh sebagai pendiri PUI didampingi Willy Lesmana Putra -yang juga sebagai pendiri PUI, bersama dengan tim melakukan siaran langsung ’facebook live’ di pasar yang khusus menjajakan aneka barang antik, dan unik. Yaitu pasar aneka jenis batu-batuan, termasuk batu akik, benda kuno seperti keris, dan lain sebagainya.
Siaran ’facebook live’ yang dipandu motivator ulung Mario Teguh ini cukup menarik perhatian para pengusaha UMKM di pasar ini. “Hallo Pak Mario Teguh…!” sapa salah seorang pedagang sambil menyorongkan jabat tangannya. Spontan juga Mario Teguh yang sedang ‘siaran live’ dengan para pelaku UMKM di seluruh Indonesia itu menyambut salam pedagang dengan senyum dan ‘Salam Super’-nya.
Sebagai seorang motivator, Mario Teguh menggali pengalaman usaha para pedagang di Pasar Rawa Bening ini untuk dibagikan kepada para pelaku usaha UMKM lainnya yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.
Sebagaimana diketahui, Mario Teguh merupakan tokoh motivator legendaris yang akun facebook-nya diikuti sekitar 20 juta pengikut (follower). Karena itu, dengan siaran ‘Fb Live’ ini diharapkan para pedagang bisa saling berbagi pengalaman, bergagi suka-duka, berbagi semangat pantang menyerah dalam nengelola usaha.
Pasar Rawa Bening yang juga dikenal sebagai ‘Jakarta Gems Center’ ini juga banyak dikunjungi warga atau wisatawan asing. Di sela-sela kepadatan pengunjung, Rombongan PUI banyak berpapasan dengan warga asing. “Banyak yang dari Malaysia, India, bahkan ada yang datang dari Perancis,” kata salah seorang pedagang. “Tidak semuanya belanja. Banyak yang cuma jalan-jalan, melihat-lihat dan berfoto di sini,” lanjutnya.
Salah seorang pedagang barang antik seperti keris dan aneka benda kuno lainnya menjelaskan, ”Saya sudah 27 tahun menggeluti usaha ini,” kilahnya.
Pedagang lainnya menuturkan, sudah lebih 20 tahun bergelut dengan usaha baru cincin dan aneka pernik-perniknya itu. Ia mengaku mencukupi kebutuhan hidup dan sekolah anaknya dengan berjualan batu. Ia tidak punya hutang di bank. Selama ini menggunakan uang sendiri untuk modal. “Modal utamanya hanya tekun, telaten dan jujur. Jujur kepada konsumen, jujur pada diri sendiri dan jujur kepada Allah Yang di Atas,” kilahnya.
Pedagang batu akik itu juga menceritakan, dirinya tidak pernah berganti dagangan. ”Dari dulu dagangan saya ya ini,” sambil menunjukkan aneka bebatuan, cicin dan asesoris yang ada di hadapannya. ”Saya konsisten dengan dagangnan ini,” lanjutnya.
Ada juga pedagang yang menyambut Mario Teguh dan rombongan sebagai calon pembeli. Ia menawarkan berbagai macam batu akik. “Yang ini harganya Rp800 ribu,” katanya kepada Mario yang asyik bersiaran langsung dengan handphone-nya itu.
Selain berkeliling di los pedagang, Mario Teguh bersama tim PUI juga menyambangi los pengrajin yang pada umumnya sedang menggerinda bebatuan untuk dibentuk menjadi cincin.
Di antara suara desingan mesin gerinda, sang motivator menyapa para pengrajin yang asyik menggosok batu untuk dibuat menjadi mata cincin atau liontin. “Ini batu dari Sukabumi, yang ini batu dari Kalimantan,” tutur salah seorang pengrajain. Ia juga menuturkan, setelah dipotong, batu itu digerinda dan digosok hingga mengkilat menjadi batu akik yang bernilai tinggi.
”Dengan disiarkan langsung lewat facebook, kami berharap bisa viral. Dan pasar ini ramai kembali, karena dipromosikan,” ucap salah seorang pengrajin setelah Mario Teguh menjauh dari tempatnya berdiri. Maklumlah, setelah berjaya beberapa tahun silam, pasar ini sempat sepi dari pengunjung.
Setelah sekitar tiga puluh menit mengudara di akun facabooknya itu, Mario mengakhiri siarannya. Begini pesannya. “Belajar dari pengalaman dari interaksi bersama para pedagang (pelaku usaha), kesungguhan untuk tetap bertahan di dalam masa sulit agar tetap selalu menjaga keamanahan, kejujuran serta konsistensi dalam berbisnis di Pasar Rawa Bening tadi sudah terbukti dengan banyak pelaku usaha batu akik dan barang-barang antik sudah beraktivitas atau berniaga di pasar tersebut selama puluhan tahun. Beberapa yang diwawancarai bahkan ada yang sudah 27 tahun dapat tetap konsisten melakukan usaha dan berinovasi untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Kini, masuk ke era digitalisasi, banyak diantara mereka yang sudah menjual produknya secara online”.(*/Red/PI)